Wednesday, July 5, 2017

Kebugaran Jasmani

                                                                                                Oleh : Arif Teguh Santoso
1.        Pengertian Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan dan bisa melakukan aktivitas dikeesokan hari secara maksimal. Giriwoyo (2012:49) menyatakan kebugaran jasmani adalah derajat sehat dinamis yang mampu mendukung segala aktivitas dalam kehidupan sehari-hari tanpa terjadi kelelahan yang berlebihan, dan kelelahan itu pulih kembali sebelum datang tugas yang sama pada keesokan harinya. Berkaitan juga dengan pengertian kebugaran jasmani Nugroho (2010:5) mengemukakan bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaanya sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati waktu luang serta untuk keperluan mendadak.

2.        Komponen-komponen Kebugaran Jasmani
Untuk mencapai kondisi fisik yang bugar dan sehat maka ada sepuluh komponen yang harus diperhatikan. Nala (1998:7) menyatakan “kesepuluh komponen kesegaran jasmani (physical fitness)”, yaitu: (a) Daya tahan kardiovaskular (kardiovascular endurance), (b) Daya tahan otot (muscular endurance), (c) Kekuatan otot (muscle strength), (d) Kelentukan (flexibility), (e) Komposisi tubuh (body composition, berat badan tanpa lemak), (f) Kecepatan gerak (speed movement), (g) Kelincahan (agility), (h) Keseimbangan (balance), (i) Kecepatan reaksi (reaction time), (j) Koordinasi (coordination).
a.        Daya Tahan Kardiovaskular
Daya tahan kardiorespirasi mencakup kemampuan jantung, paru-paru, dan pembuluh darah dalam menyuplai oksigen untuk otot-otot yang bekerja dalam waktu yang lama. Sumintarsih (2007:28-29) menyatakan daya tahan kardiorespirasi menggambarkan kemampuan dan kesanggupan melakukan kerja dalam keadaan aerobik, artinya kemampuan dan kesanggupan sistem peredaran darah pernafasan, mengambil dan mengadakan penyediaan oksigen yang dibutuhkan. Selaras dengan pendapat tersebut di atas Nurhasan (2005:3) menyatakan daya tahan kardiovaskular adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas fisik secara kontinyu dalam waktu yang relatif lama dengan intensitas sub maksimal.

b.        Daya Tahan Otot
Seseorang yang memiliki daya tahan otot yang baik, mampu melakukan kerja berulang-ulang dengan beban yang relatif kecil tetapi kontinyu dan tidak mengalami kelelahan yang berarti. Menurut Nala (1998:8) “daya tahan otot yaitu kemampuan otot skeletal untuk melakukan kontraksi atau gerakan berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama dengan beban tertentu”. Irianto (2004:4) menyatakan daya tahan otot adalah kemampuan otot melakukan serangkaian kerja dalam  waktu yang lama. Kemampuan otot tergantung pada tingkat keterlatihan otot untuk digunakan, semakin sering otot atau sekelompok otot digunakan maka semakin sering otot berkontraksi. Nurhasan (2005:3) menyatakan daya tahan otot adalah kemampuan sekelompok otot dalam melakukan kontraksi secara kontinyu dalam waktu yang relatif lama dengan beban sub maksimal.

c.         Kekuatan Otot
Kekuatan adalah kemampuan sekelompok otot dalam menahan beban secara maksimal. Nurhasan (2005:3) menyatakan kekuatan adalah kemampuan sekelompok otot dalam menahan beban secara maksimal. Jadi kekuatan otot adalah kemampuan otot untuk sekali bekerja melawan beban maksimal.
d.        Kelentukan
Fleksibilitas adalah kemampuan gerak maksimal suatu persendian. Kemampuan gerak sendi akan meningkat bila sendi dan otot sering dilatih, kemampuan ini meliputi otot, otot kerangka tubuh, dan sendi (Sumintarsih, 2007:29). Menurut Nala (1998:9) “kelentukan (flexibility) merupakan kesanggupan tubuh atau anggota gerak tubuh untuk melakukan gerakan pada sebuah atau beberapa sendi seluas-luasnya. Biasanya dikaitkan dengan gerakan otot skeletal yang besar dan kemampuan kinerjanya”.
e.         Komposisi Tubuh
Komposisi tubuh adalah presentase berat tubuh berupa lemak dengan berat tubuh tanpa lemak. Irianto (2004:4) menyatakan komposisi tubuh adalah perbandingan berat tubuh berupa lemak dengan berat tubuh tanpa lemak yang dinyatakan dalam presentase lemak tubuh. Selaras dengan pendapat tersebut Sumintarsih (2007:29) menambahkan komposisi tubuh berhubungan dengan pendistribusian  otot dan lemak di seluruh tubuh.
f.         Kecepatan Gerak
Kecepatan gerak adalah kemampuan melakukan aktivitas secara berulang ulang dan dalam waktu yang singkat. Menurut Nala (1998:8) “kecepatan merupakan kemampuan untuk mengerjakan suatu aktivitas berulang yang sama serta berkesinambungan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya”. Sukadiyanto dan Muluk (2011:118) menyatakan kecepatan gerak merupakan kemampuan seseorang melakukan gerak atau serangkaian gerak dalam waktu secepat mungkin. Selaras dengan pendapat tersebut Ambarukmi dkk (2007:43) menyatakan “kecepatan adalah waktu yang dibutuhkan untuk menggabungkan suatu gerak pada sebuah sendi atau gerak tubuh secara menyeluruh.
g.        Kelincahan
Menurut Nala (1998:9) “kelincahan merupakan kemampuan tubuh untuk mengubah arah gerakan secara mendadak dalam kecepatan yang tinggi”. Sejalan dengan pendapat tersebut Sajoto (1988:56) menyatakan kelincahan merupakan kemampuan merubah arah dengan cepat dan tepat, selagi tubuh bergerak dari satu tempat ke tempat lain.
h.        Keseimbangan
Nala (1998:10) menyatakan “keseimbangan merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan reaksi atas setiap perubahan posisi tubuh, sehingga tubuh tetap stabil terkendali”. Sejalan dengan pendapat di atas Sajoto (1988:54) menyatakan keseimbangan merupakan kemampuan tubuh untuk mempertahankan posisi, dalam bermacam-macam gerakan.
i.          Kecepatan Reaksi
Menurut Nala (1998:10) “kecepatan reaksi adalah kemampuan tubuh atau anggota tubuh untuk bereaksi secepat mungkin ketika ada rangsangan yang diterima oleh reseptor somatik, kinestetik, atau vestibular”. Sajoto (1988:54) menyatakan kecepatan merupakan kemampuan untuk menempuh jarak tertentu, terutama jarak pendek, dalam waktu sesingkat-singkatnya. Kecepatan dipengaruhi oleh waktu reaksi, yaitu waktu mulai mendengar aba-aba sampai gerak pertama dilakukan, maupun waktu gerak, yaitu waktu yang dipakai untuk menempuh jarak. Waktu reaksi tergantung pada proses rangsang syaraf pendengaran dan syaraf perintah.
j.          Koordinasi
Menurut Sukadiyanto dan Muluk (2011:149) “koordinasi merupakan ketepatan dan gerak yang ekonomis, dengan demikian koordinasi merupakan hasil perpaduan kinerja dari kualitas otot, tulang dan persendian dalam menghasilkan satu gerak yang efektif dan efisien”. Nala (1998:10) menyatakan “koordinasi merupakan kemampuan tubuh untuk mengintegrasikan berbagai gerakan yang berbeda menjadi gerakan tunggal yang harmonis dan efektif”.

3.        Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani
Selain komponen kebugaran jasmani tersebut juga ada beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan kebugaran jasmani. Irianto (2004:7-10) menyatakan ada beberapa hal yang menunjang kebugaran jasmani, yaitu:

(a). Makan, untuk mempertahankan hidup manusia memerlukan makan yang cukup, baik kualitas maupun kuantitas, yakni memenuhi syarat makanan sehat berimbang, cukup energi, nutrisi dan gizi bermanfaat untuk mendapatkan kebugaran jasmani yang baik, (b). Istirahat, tubuh manusia tersusun atas organ, jaringan, dan sel yang memiliki kemampuan kerja terbatas. Seseorang tidak akan mampu bekerja terus-menerus sepanjang waktu tanpa berhenti. Kelelahan adalah salah satu indikator keterbatasan fungsi tubuh manusia. Untuk itu istirahat sangat diperlukan agar tubuh memiliki kesempatan melakukan recovery (pemulihan) sehingga dapat melakukan kerja dan aktivitas sehari-hari dengan nyaman, (c). Berolahraga, merupakan salah satu alternatif yang paling efektif dan aman untuk memperoleh kebugaran jasmani karena memiliki banyak manfaat, antara lain manfaat jasmani (meningkatkan kebugaran jasmani), manfaat psikis yaitu lebih tahan terhadap stres dan lebih mampu untuk berkonsentrasi, dan manfaat sosial dapat menambah rasa percaya diri, sarana interaksi dan bersosialisasi. Adapun manfaat lain dari latihan kebugaran jasmani adalah penambahan kekuatan dan daya tahan mampu membantu dalam melaksanakan tugas sehari-hari karena tidak lekas lelah, latihan mampu membantu memelihara kesehatan jantung dan pembuluh darah, gerak yang baik dan bermanfaat bagi tubuh manusia.


 Hal serupa 
Tes Kesegaran Jasmani https://santosoatsportscience.blogspot.com/2021/04/tes-kesegaran-jasmani.html
Sistem Energi Saat Latihan Olahraga https://santosoatsportscience.blogspot.com/2017/07/sistem-energi-saat-latihan-olahraga.html
Olahraga untuk Performa Atlet https://santosoatsportscience.blogspot.com/2017/07/olahraga-untuk-performa-atlet.html
Prinsip Latihan Dalam Olahraga https://santosoatsportscience.blogspot.com/2021/04/makalah-prinsip-latihan-dalam-olahraga.html

2 comments:

hokimuadadisini said...

AGENS128 Adalah Situs Judi Online Taruhan Sepak Bola, Casino, Sabung Ayam, Tangkas, Togel & Poker Terpopuler di Indonesia
Pasang Taruhan Online Melalui Agen Judi Terpercaya Indonesia Agens128, Proses Cepat, Banyak Bonus, Online 24 Jam dan Pasti Bayar!
Sabung ayam
sbobet online
casino online
tembak ikan
daftar bisa langsung ke:
LINE : agens1288
WhatsApp : 085222555128

Arif Teguh S said...

Oke.

Prinsip Bela Diri Pencak Silat

  Oleh : Arif Teguh Santoso   Be l a diri seni pencak silat merupakan sarana pendidikan rohani dan jasmani un t uk   membentuk sosok hidup /...